Jenis media yang mudah atau biasanya digunakan dalam proses pembelajaran yaitu :
1. Bahasa sebagai Media Pembelajaran
Pada awalna mengajar dianggap sebagai proses penyampaian materi pelajaran dari seorang guru pada sekolompok siswa. Dengan demikian dalam proses pembelajaran bahasa verbal merupakan media utama yang digunakan guru.
Biasanya bahasa verbal itu dilakukan dengan menggunakan metode ceramah. Oleh sebab itu, dapat dipastikan mengajar itu identic dengan ceramahnya guru. Artinya guru telah mengajar kalau ia telah berceramah, dan guru dianggap tidak tidak mengajar manakala tidak bercermah.
Ciri penggunaan bahasa verbal sebagai media pembelajaran :
- Pembelajaran sepenuhnya tergantung dan berpusat pada guru. Artinya kendali pembelajaran ada ada pada guru
- Materi pembelajaran sepenuhnya tergantung pada panutan guru. Artinya merupakan sumber utama pembelajaran.
- Pembelajaran merupakan proses yang statis dan struktur. Artinya, guru dalam menerapkan langkah pembelajaran cenderung menggunakan pola yang tetap tidak pernah berubah, akibatnya mengajar dianggap sebagai tugas rutin tanpa dinamika.
2. Media sebagai Alat Bantu Mengajar
Menyampaikan materi pembelajaran dengan hanya mengandalkan bahasa verbal tidak selamanya berjalan dengan efektif. Maka perkembangan selanjutnya media difungsikan sebagai alat bantu penyampaian pesan yang kemudian dikenal dengan teaching aid. Ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan pesan atau informasi pembelajaran dapat disampaikan melalui bahassa tulisan, menguatkan posisi media cetak untuk membantu guru dalam pengelolaan dalam pembelajaran.
3. Media sebagai alat peraga
Kemajuan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang komunikasi, memengaruhi pula terhadap pemahaman proses penyampaian informasi sebagai proses komunikasi. Artinya mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pesan, akan tetapi bagaimana pesan itu dipahami secara benar oleh penerima pesan yakni peserta didik.
Pada tahap ini mengajar sebagai proses komunikasi tidak semata dipandang dari sudut guru sebagai penyampai pesan, akan tetapi juga melihat sudut siswa. Dengan demikian teaching aids tidak lagi hanya difungsikan untuk mempermudah menyampaikan pesan, akan tetapi juga untuk membantu siswa memahami pesan yang disampaikan. Inilah hakikat penggunaan alat praga.
4. Audio Visual Aids sebagai Media
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin kompleks menuntut semakin luas pula informasi yang harus disampaikan pada peserta didik. Dalam proses pengajaran guru tidak lagi mengandalkan benda-benda yang hanya dapat dilihat saja akan tetapi dilengkapi dengan audio sehingga dikenal dengan audio visual aids.
Bebagai macam alat yang dapat memvasisualisasikan sesuatu sekaligus memberikan informasi atau pesan audio digunakan guru untuk meningkatkan retensi dan motivasi belajar siswa seperti silde suara, film, dsb. Namun, walaupun teknologi audio visual berkembang dengan pesat, dalam penggunaanya terbatas sebagai alat bantu mengajar guru. Artinya kendali pembelajaran masih tetap ditangan guru sabagai proses penyampaian materi pembelajaran.
Beberapa keuntungan penggunaan audio visual aids dalam proses pembelajaran :
- AVA dapat memberikan pengalaman belajar yang tidak mungkin dapat dipelajari secara langsung. Misalnya untuk mempelajari kehidupan didasar laut, siswa dapat belajar melalui film, sebab tidak mungkin Siswa disuruh menyelam.
- AVA memungkinkan belajar lebih bervariatif sehingga dapat menambah motivasi dan gairah belajar.
- Dalam batas tertentu AVA dapat berfugsi sebagai sumber belajar, yang dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa sepenuhnya tergantung pada kehadiran guru.
5. Media sebagai Penyalur Pesan
Mengajar tidak hanya berpikir tentang guru sebagai sumber pesan, akan tetapi juga berfikir tentang siswa sebagai penerima pesan. Bahkan lebih jauh dari itu, suatu proses komunikasi dikatakan efektif manakala pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa sebgai penerima pesan.
Teori komunikasi semacam itulah yang kemudian menempatkan AVA tidak lagi hanya difungsikan sebagai alat bantu guru dalam mengajar akan tetapi juga sabagai alat untuk menyalurkan pesan,agar pesan dipahami secara optimal oleh penerima pesan.
Sebagaimana dituliskan Deviarimarini pada situsnya Penerapan Teknologi Informasi, Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Lebih lanjut, Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Definisi tersebut mengarhkan kita untuk menarik suatu simpulan bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada orang yang membutuhkan informasi.
Ada beberapa jenis media dalam program BK yaitu :
- Media untuk menyampaikan informasi
- Media sebagai alat (pengumpul data dan penyimpan data)
- Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
- Media sebagai Biblioterapi
- Media sebagai alat menyampaikan laporan
Berikut merupakan beberapa contoh media diantaranya adalah :
- Media untuk menyampaikan informasi Selebaran, leaflet, booklet, dan papan bimbingan.
- Media sebagai alat (pengumpul data dan penyimpanan data).
- Media prngumpulan data seperti: angket, pedoman, wawancara, lembaran observasi berupa anekdo record, daftar cek, skala penilaian device, camera, tape, daftar cek masalah lembar isian pilohan teman.
- Media menyimpan data seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing, cabinet, almari, rak dll.
- Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information.
- Media auditif : radio, tape
- Media visual : gambar, foto, transparansi, lukisan, dll
- Media audio visual : film yang ada suaranya
Media sebagai Biblioterapi buku-buku majalah komik, misalnya cara betrnak ayam, cara cepat membaca Al-Qur’an, cara mengatasi rendah diri, cara meningkatkan motivasi belajar, dan beberapa buku yang berisi cara-caranya.
Media sebagai alat menyampaikan laporan berupa lapora kegiatan BK. Laporn bisa mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.
Dengan demikian Media BK dapat berperan didalam pelaksanna kegiatan program layanan bimbingan dan konsling sebagai alat kegiatan konseling individ imaupun konseling kelompok.
Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam layanan bimbingan dan koseling harus melihat kepada tujuan.
Penggunaannya dapat memiliki nilai dalam pengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa. Oleh karaena itu, dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling