Makanan sehari hari bagi mahasiswa jika waktu kuliah aktif adalah makalah. Jangankan mahasiswa, bagi pelajar yang sudah sekolah menengah ataupun kesehariannya juga digeluti oleh makalah. Untuk pemula, pastinya tidak mudah bukan untuk membuat makalah dengan berbagai macam mata pelajaran.
Nah, kawan-kawan di sini saya akan membagikan sedikit tentang makalah atletik pada anak usia dini oke langsung aja ini dia contoh makalahnya :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Maka usia dini merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek pengembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Usia dini merupakan usia dimana anak mulai mengenal diri dan lingkungan di sekitarnya oleh karena itu pada masa ini anak harus diberi berbagai stimulus atau rangsangan agar tumbuh kembangnya menjadi baik. Stimulus tersebut dapat berupa pendidikan, dengan pendidikan anak-anak menjadi lebih terarah khususnya dalam hal bermain anak akan diarahkan oleh guru atau pembimbing untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan fisik dan mentalnya. Pendidikan usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.
B. Karakteristik Anak Usia dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda. Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut :
a. Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
b. Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
c. Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
Ada banyak hal yang diperoleh dengan memahami karakteristik anak usia dini antara lain :
a. Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
b. Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
c. Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
d. Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.
e. Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
C. Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
1. Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
a. Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
b. Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
c. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
2. Anak usia 2 – 3 tahun
Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya. Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat.
Beberapa karakteristik anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
a. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
b. Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
c. Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
3. Anak usia 4 – 6 tahun
Pada usia ini anak memiliki karakteristik antara lain :
a. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
b. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
c. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
d. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.
4. Anak usia 7 – 8 tahun
Beberapa karakteristik anak usia 7 – 8 tahun, antara lain :
a. Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
b. Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
c. Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
d. Perkembangan emosi anak sudah mulai terbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil.
D. Konsep Dasar, Nilai-Nilai dan Dasar Falsafah Olahraga Bagi Anak Usia Dini
Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Tujuan melibatkan anak dalam aktivitas olahraga adalah sebagai pengenalan pengalaman berolahraga, meningkatkan ketrampilan fisik, membangun kepercayaan diri.
Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan. Persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya anak perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya.
Idealnya, sesuai dengan pandangan hidup (filsafat) dan konsep pendidikan jasmani yang kita anut, pembinaan olahraga usia dini itu diarahkan pada pengenalan dan penguasaan keterampilan dasar suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan pengembangan keterampilan serta kemampuan fisik yang bersifat umum. Sementara itu, dalam konteks pendidikan jasmani, seperti pada kelas-kelas awal, penekanannya pada pengembangan keterampilan gerak secara menyeluruh.
Dari naluri mendidiknya Ki Hajar Dewantara, mengatakan beliau sangat menyakini bahwa suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih(mengasihi), asah(memahirkan), dan asuh(membimbing). Tiga aspek tersebut akan memberi corak bagi seorang anak terhadap prilaku (behavior), sikap (attitude) dan nilai (velue). Seperti halnya teoriKarl Groos, Yang teorinya bernama teori biologis mengatakan “ Anak-anak bermain oleh karena anak-anak harus mempersiapkan diri dengan tenaga dan pikirannya untuk masa depanya. Seperti halnya dengan anak-anak binatang, yang bermain sebagai latihan mencari nafkah, maka anak manusia pun bermain untuk melatih organ-organ jasmani dan rohaninya untuk menghadapi masa depanya.
Dilihat dari aspek biologis, olahraga anak usia dini masih dalam taraf mengembangkan aspek-aspek kebugaran jasmani ( menguatkan jantung, tulang dan otot ) serta merangsang tumbuh kembang anak secara optimal. Olahraga anak usia dini selayaknya dikemas menjadi suatu permainan olahraga yang selain mengembangkan aspek-aspek tersebut juga mengembangkan aspek psikososial, yaitu mengembangkan nilai-nilai diri anak secara positif, menuju pembangunan karakter yang sportif, dinamis, kreatif, penuh toleransi, jujur, dan bertanggung jawab.
Konsep “Nation and Character Building” melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai konsep dasar pembentukan karakter anak bertumpu pada pemberdayaan anak melalui jalur pendidikan atau kegiatan olahraga disekolah.
Pembentukan karakter dalam pembelajaran penjasorkes ini antara lain :
a. Pembentukan fisik yang sehat, bugar, tangguh, unggul dan berdaya saing.
b. Pembentukan mental berupa sportifitas, demokratis, toleran dan disiplin.
c. Pembentukan moral menjadi lebih tanggap, peka, jujur dan tulus.
· Pembentukan kemampuan social, yaitu mampu bersaing, bekerjasama, berdisiplin, bersahabat, dan berkebangsaan.
Ahli kesehatan sepakat bahwa olahraga dapat meningkatkan kebugaranjasmani yang ditandai dengan meningkatnya fungsi jantung, pembuluh darah,sirkulasi darah, sistem pernafasan dan proses metabolisme, serta kemampuantubuh untuk menangkal bermacam- macam penyakit baik yang disebabkan oleh infeksi maupun bukan karena infeksi. Olahraga juga dapat mengurangi gejala gangguan psikis, misalnya tekanan jiwa (stress) dan ketegangan jiwa (anxiety). Dengan melakukan aktivitas olahraga yang menantang, apabila seseorang mampumengatasi tantangan tersebut, akan muncul suatu kepuasan, dan rasa puas ini akan mengurangi ketegangan jiwa.
Anak usia dini sebagai warga negara dan calon generasi penerus bangsajuga berhak mendapatkan pelayanan olahraga yang memadai sebagai saranatumbuh kembang demi kesempurnaan perkembangan dan pertumbuhannya.Pemenuhan kebutuhan akan kegiatan olahraga bagi anak prasekolah maupun saat sekolah melalui pemberian Pelajaran Penjasorkes. Hal ini berguna demipertumbuhan dan perkembangan organ- organ tubuh tersebut secara baik dan optimal. Kondisi jasmani yang baik merupakan modal utama untuk mengembangkan potensi diri yang lain. Dapat dibayangkan apa jadinya apabilaseorang anak mengalami gangguan fungsi organ tubuh misalnya jantung, paru-paru, atau organ tubuh yang lain, tentu saja anak-anak tersebut akan mengalamihambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Penjasorkes (physical education) memberikan kebutuhan gerak bagi anak prasekolah dan saat sekolah. Aktivitas olahraga sangat penting bagi anak-anak karena mempunyai banyak manfaat di antaranya adalah untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan organorgan tubuh termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadappenyakit (imun), mempunyai fungsi rehabilitasi atau menormalkan kecacatan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak, maka organ tubuh ini tidak akan dapat berfungsi secara baik. Otak berfungsi sebagai pusat segala koordinasi organ tubuh, dan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh manusia lainnya, sehingga apabila terjadi gangguan pada otak, maka kecerdasan menjadi lemah, bahkan dapat mengalami keterlambatan mental.
Berikut ini kajian tentang kepelatihan anak usia dini yang diperlukan oleh para pelatih untuk menangani atlet usia dini, yaitu mengenai :
· Mempersiapkan untuk melatih anak usia dini secara efektif.
· Pemahaman pelatih bahwa pelatihan untuk anak usia dini bertujuan untuk :
a) Memperoleh kesenangan.
b) Persahabatan atau memperoleh teman baru.
c) Perasaan nyaman.
d) Belajar keterampilan baru.
a. Memberi gambaran tentang macam olahraga untuk anak-anak.
b. Memodifikasi olahraga.
E. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan mempunyai pengertian bertambahnya volume/ukuran organ tubuh,sedang perkembangan adalah semakin meningkatnya fungsi organ-organ tubuh. Pengalaman yang diperoleh masa kanak-kanak tidak akan hilang dan akan berpengaruh terhadap tingkah laku saat usia telah dewasa. Sebagai contoh, anak yang dilatih belajar keras sejak kecil, gigih meraih cita-cita, nanti setelah dewasa akan menjadi orang yang gigih, ulet, dan menjadi pekerja keras. Demikian jugasebaliknya, masa anak-anak dididik dengan kemanjaan, segalanya serba mudahdan enak, maka setelah dewasa sulit menjadi orang yang mandiri dan selalubergantung pada orang lain. Menurut Eliyawati (2005:18), karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam kaitannya dengan aktifitas belajar di antaranya adalah bersifat unik, egosentris, aktif dan energik, eksploratif dan berjiwa bertualang, ekspresi perilakunya relatif spontan, kaya dan senang dengan fantasi/daya kayal, mudah frustasi, kurang pertimbangan, daya perhatiannya pendek, gairah untukbelajar dan banyak belajar dari pengalaman dan semakin menunjukkan minatterhadap teman.
Usia terbaik untuk melakukan stimulasi pada anak adalah sedini mungkin. Hasil yang optimal akan didapat bila anak sudah diberikan rangsangan tumbuh kembang saat ia masih di dalam kandungan usia 4 bulan dan setelah lahir hingga ia berusia 6 tahun. Namun pemberian rangsangan tumbuh kembang perlu dilanjutkan setelah anak berusia 6 tahun hingga usia 8 tahun. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai berikut:
1) Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhirmasa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakanyang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macamketrampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya: berlari,meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul berkembangsecara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Adayang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.
2) Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangankekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%.
3) Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibandingpertumbuhan bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin besar akan meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya bermacam-macam ketrampilan gerak dasar.
4) Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukupcepat. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pula keleluasaan rentangan gerak dalam melakukan gerakan ketrampilan.
5) Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macamaktivitas gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsepkonsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan sebab-akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya.
F. Keterampilan dan Renang Dasar Atletik, Permainan, Senam
Atletik adalah suatu cabang olah raga yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Anak-anak didalam kehidupannya hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan melakukan berbagai bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Anak dikelas permulaan Sekolah Dasar (SD) akan merasa senang bila mendapatkan pelajaran yang telah diketahui sebelumnya seperti lari dan bermain, mereka akan lebih tertarik dan terampil di dalam melakukannya. Oleh karena itu bentuk-bentuk gerakan dasar atletik perlu ditanamkan kepada anak-anak kelas permulaan SD. Anak-anak dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerakan dasar atletik tersebut. Karena itu kepada anak-anak perlu ditanamkan, berbagai cara melakukan gerakan dasar atletik yang benar seperti gerakan jalan, lari dan lompat.
Setiap anak menyukai air. Mereka umumnya gemar bermain air saat dimandikan di kamar mandi, di kolam renang, di tepian air terjun, bahkan di pantai. Oleh sebab itu, penting mengajari anak untuk lebih mengenal air sejak dini agar terhindar dari bencana.
Secara alamiah anak memang tertarik pada air, terutama dalam hamparan yang luas seperti kolam renang dan laut. Namun, menurut seorang instruktur renang, reaksi anak terhadap air sangatlah berbeda-beda, bergantung pada usianya.
Saat mereka masih kecil, mereka masih takut membenamkan diri lebih dalam di air. Mereka umumnya lebih senang bermain di air hanya sebatas mata kaki saja. Sebenarnya, ketika anak telah berusia dua tahun, orangtua dapat mulai melatih mereka berenang. Caranya, bawa mereka ke kolam dan pegang badannya sehingga mereka bisa menendang atau memukul-mukul air dengan tangan dan kakinya.
Dan ketika anak tersebut telah memasuki usia empat tahun dan telah cukup familiar dengan air, mereka bisa belajar menahan dan mengatur napas serta mengambang, misalnya olahraga air maupun belajar menyelam. Dengan demikian, ketika memasuki usia enam tahun, sudah siap untuk belajar berenang/kursus menyelam secara formal, semisal scuba diving, atau teknik menyelam yang benar.
Kolam renang merupakan tempat yang paling baik bagi pemula yang ingin belajar renang. Sebab, di tempat itu tidak ditemui elemen yang bisa membahayakan seperti lubang yang dalam, arus air yang deras, atau batu-batuan yang tajam.
Alasan utama terjadinya kecelakaan di air adalah panik. Situasi seperti ini pasti dialami siapa pun yang tidak menguasai ilmu renang atau minim belajar diving, kurang mengenal olahraga air. Menit-menit pertama menyadari kakinya tidak menyentuh permukaan, mereka langsung lupa bahwa tubuh manusia itu dapat mengambang dengan sendirinya di atas air dalam keadaan santai.
Berenang adalah satu keahlian yang paling penting yang dapat ditanamkan pada anak sejak kecil. Orangtua yang tidak bisa renang atau takut terhadap air harus dapat mengatasi emosinya saat mendampingi anak belajar berenang maupun kursus menyelam. Jika tidak, hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap anak sehingga mereka pun merasa cemas pula saat belajar menyelam.
Seifert, Hoffnung (1987:322) menyatakan bahwa bermain adalah duniaanak-anak yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Pada usia enam tahun, kemampuan motoriknya sudah mulai berkembang lebih kompleks, yaitu dapat berjalan dengan berbagai variasi kecepatan, loncat, menggeser,memanjat, memindahkan sesuatu dengan tepat, berdiri satu kaki, menangkapbola, dan menggambar sesuatu, maka latihan yang sesuai dengan ketrampilan tersebut dapat dilakukan.
Senam merupakan salah satu kegiatan yang dapat merangsang perkembangan fisik motorik anak usia dini. Senam dengan diiringi musik dan lagu menjadikan kecerdasan musik anak pun turut terbina.
Disisi lain, melalui kegiatan senam PAUD ceria diharapkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dapat berkembang pula, dengan demikian anak-anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia dapat diwujudkan. Disamping untuk mengembangkan potensi anak, dengan membiasakan anak-anak untuk berolah raga (senam) sejak dini, diharapkan nantinya anak-anak gemar berolah raga, mengingat olah raga merupakan salah hal yang sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh.
Aktivitas olahraga yang baik untuk anak usia dini mempunyai karakteristik:
a. Memberi bermacam-macam pengalaman gerak (multilateral training) dalambentuk permainan dan perlombaan.
b. Merangsang perkembangan seluruh panca indra.
c. Mengembangkan imajinasi/fantasi.
d. Bergerak mengikuti irama/lagu atau cerita. Namun demikian, dari karakteristik olahraga untuk anak usia dini tersebut diusahakan dikemas dalam bentuk permainan/perlombaan agar anak marasa tertarik danmendapatkan kesenangan.
G. Aplikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Model-Model
Dengan aktif bergerak mengikuti permainan itu kebugaran jasmani akan meningkat. Pengertian dari memberikan pengalaman gerak yang bermacam-macam (multilateral training) adalah anak-anak diberi kesempatan mengalami berbagai macam pengalaman gerak yang berbeda- beda, misalnya: memanjat, merangkak, merayap, mengguling, meluncur, melompat, menggantung, bermaindi air, menarik, mendorong, berjalan dengan tangan, dan sebagainya. Pengalamangerak yang bermacam-macan ini dapat menggunakan alat maupun di alam terbuka.
Contoh latihan keseimbangan di alam terbuka adalah dengan cara melakukan gerak berjalan/berlari di pematang sawah, berjalan di atas jembatan bambu , latihan berjalan di ketinggian tertentu, dan sebagainya. Latihan memanjat dilakukan dengan cara memanjat pohon mangga, memanjat pohon jambu, memanjat tangga, memanjat tali, memanjat pagar, memanjat dinding/tebing, dan sebagainya.
Demikian juga keterampilan gerak yang lain, seperti tersebut di atas dapat dilatih dengan menggunakan alat maupun di alam terbuka. Penting untuk diperhatikan bagi pendidik/orang tua jangan terlalu banyak melarang kebebasan bermain anak-anak ini karena alasan kasih sayang atau perlindungan terhadap anak. Apabila larangan ini sering dilakukan maka anak-anak akan mengalami kekurangan pengalaman gerak, padahal pengalaman gerak pada masa anakanak(childhood) akan sangat besar pengaruhnya terhadap keterampilan gerak pada masa dewasa (adulthood).
Aktivitas olahraga untuk mengembangkan fungsi panca indera di antaranya adalah:
· Indera penglihatan, dengan permainan hijau-hitam, permainan pengemudi jenius menggunakan alat bantu berbagai macam bendera yang berbeda-beda warna, permainan pengemudi jenius dengan alat bantu bermacam- macam benda yang berbeda-beda bentuk, dan sebagainya, dan setiap warna/bentuk mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
· Indera pendengaran, dengan permainan Si Buta mencari anak, bermain sepak bola dengan bola dapat berbunyi dengan mata tertutup, permainan informasi bersambung/ estafet, dan sebagainya;
· Indera penciuman, dengan permainan Penciuman Ajaib mempergunakan alatbantu berupa berbagai macam benda dengan aroma yang berbeda-beda, dansetiap aroma mempunyai tugas gerak yang berbeda;
· Indera peraba, dengan permainan pembebasan sandera yakni dengan berbagai macam jenis sentuhan pada bagian tubuh yang berbeda- beda, dan setiap jenis sentuhan mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
· Indera perasa, dengan permainan Lidah Sakti, yakni dengan mempergunakanalat bantu bermacam-macam makanan yang memiliki rasa yang berbeda-beda, dan setiap rasa mempunyai tugas gerak yang berbeda pula.
Guru Penjasorkes harus pandai berkreasi membuat permainan untuk tujuan mengembangkan panca indera. Hal ini penting karena indera adalah ujung tobak seseorang dalam menerima rangsang (stimulus), kesalahan memahamirangsangan maka akan salah juga dalam memberi tanggapan (respon). Aktivitas olahraga untuk mengembangkan fantasi/imajinasi, misalnya dengan lomba lari estafet membentuk gambar tertentu dengan puzzel, menggambar dengan cara estafet, lomba lari estafet dengan membentuk bentuk tertentu, misalnya rumah, meja, sandaran papan tulis dengan alat bantu potongan pipa atau potongan balok, dan sebagainya.
Aktivitas olahraga untuk mengembangkan imajinasi dapat juga berupamenirukan gerak hewan, alam, dan benda mati lainnya misalnya: permainanmenjadi patung, musang memburu anak ayam, menjala ikan, perubahan wujud benda, permainan tanggap bencana, dan lain-lain.
Aktivitas olahraga dengan mengikuti irama/lagu, di antaranya adalahdengan menyanyikan lagu “Naik-naik kepuncak gunung” siswa melakukan gerak seperti yang terdapat dalam lirik lagu misalnya lirik ‘naik-naik’ siswa melangkah dengan angkatan paha tinggi, guru dapat membubuhi dengan cerita di depan ada parit mari melompat, jalan jinjit, dan sebagainya. Lagu ‘pergi ke hutan’ setelah menyebut nama hewan tertentu misalnya kera, setelah sampai lirik “beginilah jalannya, beginilah jalannya” maka siswa melakukan gerakan seperti gerak binatang kera, guru dapat menambah dengan cerita untuk menambah tugas gerak yang harus dilakukan siswa.
Untuk pembelajaran aktivitas olahraga dengan metode ini guru dituntut untuk kaya akan imajinasi dan pandai membuat cerita menarik agar siswa mau melakukan tugas gerak tanpa keterpaksaan.
H. Evaluasi Kuantitatif dan Kualitatif
Evaluasi gerak ini bertujuan untuk memberi makna dari hasil yang telah diraih oleh individu. Dalam mengevaluasi keterampilan individu, nampaknya tidak harus selalu diberikan dalam bentuk kuantitatif (angka) semata, tetapi dapat juga diberikan dalam bentuk uraikan (kualitatif). Hal ini dilakukan apabila angka yang muncul dalam penilaian akan berdampak psikologis yang dapat membuat individu menjadi tidak menyukai perlakuan yang diberikan oleh evaluator (orang yang mengevaluasi).
Maka dari itu pelaksanaan evaluasi harus bersifat fleksibel dan akan selalu bergantung pada kebutuhan pengambil keputusan. Khususnya untuk mengevaluasi anak usia dini, pendekatan kualitatif lebih tepat dilakukan agar hasilnya tidak mengganggu pada proses pertumbuhan dan perkembangannya ke depan. Karena disinyalir kondisi mereka lebih sensitif dalam setiap langkahnya, untuk itu perlu kehati-hatian dalam mengambil sebuah keputusannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi gerak
adalah proses dan hasil. Proses artinya kegiatan yang berhubungan dengan upaya interaksi anak dengan guru, orang tua, atau lingkungannya.
Sedangkan hasil adalah sesuatu yang dicapai anak setelah proses 6.5 pembelajaran berakhir. Jadi pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab berbagai persoalan yang sedang dihadapi termasuk dalam hal perkembangan motorik.
I. Pengembangan Cabang Olahraga Sesuai Bakat Minat Anak Usia Dini
Setelah anak berusia 5 tahun, mereka mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Namun perlu diperhatikan disini, kompetisi dimaksud haruslah tetap berada dalam konteks bermain. Untuk mulai menerapkan olahraga yang memiliki aturan formal, sebaiknya tunggu sampai anak berusia 8 atau 9 tahun. Dalam olahraga kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai targetnya tapi juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini melibatkan konflik langsung yang seringkali diikuti dengan agresivitas dalam usahanya mencegah lawan mencapai sukses.
Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa baru lah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan Olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi Olahraga Nasional maupun Internasional.
J. Manfaat Olahraga Bagi Anak Usia Dini
Olahraga tak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan bagi orang dewasa. Selebihnya, olahraga juga punya segudang manfaat untuk anak-anak, antara lain:
1. Meningkatkan kesehatan
Para peneliti di Centers for Disease Control mengungkapkan, salah satu masalah yang dialami anak-anak di Amerika adalah obesitas. Masalah kelebihan berat badan ini akan meningkatkan faktor risiko penyakit diabetes dan darah tinggi tiga kali lipat saat dewasa. Salah satu cara yang paling dianjurkan untuk mencegahnya adalah dengan berolahraga. Aktivitas fisik ini akan membantu membakar kalori yang tak dibutuhkan tubuh, dan mencegah obesitas.
2. Meningkatkan kecerdasan
Menurut para peneliti di Michigan State University's Institute, anak yang gemar berolahraga terbukti lebih cerdas dibandingkan yang tidak. Mereka mengungkapkan, olahraga bisa membantu mengajarkan anak untuk konsentrasi pada tugas, dan mengatur waktu lebih efektif.
3. Bersikap lebih sportif
Kalah dan menang merupakan hal yang biasa dalam permainan. Namun dalam olahraga, mereka diajarkan untuk bisa menghargai kalah dan menang dengan sportif. Mereka bisa berjabat tangan dengan lawannya, tidak peduli apa pun hasil pertandingannya. Ketika dewasa, sikap sportif ini akan terbawa dan membuat mereka lebih menghargai teman dan berusaha melakukan yang terbaik dan sportif.
4. Sarana sosialisasi
Olahraga bisa menjadi sebuah jaringan sosial instan bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang cenderung tertutup dan minder, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pergaulan mereka. Tim olahraga menawarkan persahabatan dan kekompakan antaranggota, dan ini akan membantu anak untuk menjalin persahabatan.
5. Membangun percaya diri
Olahraga bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri anak, apalagi jika mereka bisa menghasilkan sebuah prestasi. Olahraga memberikan kesempatan anak untuk belajar, berprestasi, dan berpikir positif tentang diri sendiri melalui pengembangan keterampilan. Aktivitas fisik ini akan menumbuhkan citra diri yang sehat dan penilaian positif terhadap diri sendiri.
6. Mengajarkan kerjasama
Beberapa jenis olahraga berkelompok seperti sepakbola membutuhkan kerjasama tim yang baik. Olahraga akan membantu anak untuk bisa bekerjasama dengan anggota lain, memahami aturan, dan mendengarkan pelatih agar berprestasi. Menjadi bagian dari kelompok dan belajar melakukan apa yang terbaik untuk tim menjadi salah satu manfaat berolahraga.
7. Membantu menentukan target
Dalam olahraga, target akhir yang ingin dicapai adalah membawa pulang piala kejuaraan, memenangkan turnamen, dan mencetak skor maksimal. Namun, sebelum meraih itu semua, para pemain harus menguasai teknik dasar dan keterampilan olahraga. Melalui proses ini, olahraga memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek dalam hidup mereka.
8. Membina ketekunan
Anak-anak yang mengikuti berbagai kelas olahraga pasti punya kata-kata tertentu untuk menyemangati dirinya sendiri. Dan kata-kata ini biasanya terbawa untuk menyemangati dirinya saat gagal melakukan berbagai hal. Anak yang gemar berolahraga sudah terlatih untuk menghadapi luka, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka diajarkan untuk menghadapi kegagalan mereka dengan tenang, dan berusaha lebih tekun di pertandingan berikutnya.
9. Menghindarkan tindak kriminalitas
Kosongnya beberapa jam di sore hari tak jarang membuat anak cepat bosan. Daripada keluyuran tak jelas, sebaiknya ajak mereka berolahraga karena hal ini bisa menghindarkan mereka dari pergaulan tidak benar, dan juga tindak kriminal.
10. Memberi kebahagiaan
Bagaimanapun juga, olahraga adalah permainan. Permainan bertujuan untuk memberikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Sebagai langkah awal memperkenalkan olahraga pada anak, ajak mereka berlari, melompat, melempar, menangkap, menyelam, berenang, dan lain-lain. Lakukan ini agar mereka tahu bahwa olahraga itu menyenangkan, sehingga lebih mudah membuat mereka berolahraga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usia dini adalah usia yang paling baik untuk memacu tumbuh kembang anak agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus,kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian. Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalamperkembangan motorik anak. setelah anak meguasai pola dasar gerak dengan baik anak mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa barulah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya.
Peranan olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan Evaluasi gerak ini bertujuan untuk memberi makna dari hasil yang telah diraih oleh individu. Dalam mengevaluasi keterampilan individu, nampaknya tidak harus selalu diberikan dalam bentuk kuantitatif (angka) semata, tetapi dapat juga diberikan dalam bentuk uraikan (kualitatif). diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga nasional maupun internasional.
Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa baru lah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan Olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi Olahraga Nasional maupun Internasional.